Minggu, 03 April 2011

Graffiti



Sekelompok pasukan dengan mengenakan sweater dan masker sambil menenteng cat semprot di tangan mulai berjalan menelusuri jalan-jalan di tengah kota besar Indonesia. Beberapa saat mereka sempat berdiam diri di bawah fly over, dengan pandangan penuh arti menatap tembok-tembok yang kosong dan kusam tersebut. Sedetik kemudian tangan-tangan mereka mulai menyemprot tembok tersebut dengan cat semprot. Tidak ada yang tahu apa yang mereka ciptakan saat itu, sampai keesokan paginya para pengguna jalan mulai terheran-heran dengan karya para bomber tersebut. Dan karya inilah yang kita kenal sebagai “graffiti”.
Graffiti yang berasal dari bahasa Yunani "graphein" (menuliskan), diartikan oleh wikipedia.org sebagai coretan pada dinding atau permukaan di tempat-tempat umum, atau tempat pribadi. Coretan tersebut, bentuknya bisa berupa seni, gambar, atau hanya berupa kata-kata. Graffiti yang banyak bertebaran di jalanan kota Bandung, masih sebatas coretan kata-kata yang merupakan identitas geng atau malah hanya berupa nama.
SEJARAH
Di Amerika lah graffiti pertama kali ditemukan, karena semakin banyaknya bomber-bomber yang membom-bardir sudut-sudut kota di Amerika, akhirnya pemerintah mulai menyediakan sebuah lahan untuk para bomber mengekplorasikan karya-karya mereka. Di Philadelphia misalnya. Pada tahun 1984, Philadephia Anti-Graffiti Network (PAGN) yang tadinya sangat menentang seni ini akhirnya meciptakan sebuah program yang diberi nama Mural Arts Program. Program ini menyediakan tempat yang sangat layak, namun jika para bomber tersebut membuat graffiti di luar wilayah tersebut, maka hukuman yang berat pun harus siap mereka terima.
Di kota New York tahun 1995, Mayor Rudolph Giuliani dari membuat sebuah pasukan yang dinamakan Anti-Graffiti Task Force, yaitu pasukan yang dibuat untuk memberantas para bomber yang berkeliaran di kota ini. Selain itu para penjual cat semprot hanya boleh menjual dagangannya pada orang yang sudah berumur 18 tahun ke atas dengan menunjukan identitas mereka tersebut. Para bomber yang tertangkap juga harus membayar denda sebesar US$ 350, yang tentunya sangat memberatkan para bomber. Akhirnya salah seorang bomber terkenal NYC yang bernama Zephyr melakukan serangkaian usaha untuk melegalkan kegiatan ini, yaitu dengan menulis surat ke pemerintah. Peter Vallone, Jr. yang pada saat itu menjabat sebagai anggota pemerintahan melegalkan permintaan tersebut pada tanggal 1 Januari 2006, namun dengan syarat para bomber yang melakukan kegiatan tersebut harus berumur 21 tahun ke atas.
read more “Graffiti”